Selasa, 20 Januari 2015

penyakit busuk daun pada kentang dan pengendaliannya menggunakan jamur Trichoderma sp.

Penyakit busuk daun pada kentang atau yang biasa disebut oleh petani Jawa Barat adalah lodoh, merupakan penyakit yang dapat dijumpai diberbagai daerah yang ditumbuhi kentang . Akan tetepi yang lebih sering ditumbuhi adalah tempat tanaman yang berudara dingin dan lembab.

Penyebab penyakit ini adalah cendawan ganas bernama PhytophthoraInfestans yang semula disebut Botrytis Infestans. Penyebab tumbuhnya jamur ini adalah adanya miselium interseluler yang tidak bersekat,mempunyai banyak houstorium. Konidiofor yang keluar dari mulut kulit, berkumpul 1-5, dengan percabangan simpodial,mempunyai bengkakan yang khas.Konidium berbentuk buah peer, 22-32 x 16-24   berinti banyak 7-32.Konidium berkecambah secara tidak langsung dengan membentuk hifa (benang) baru. Cendawan ini dapat membentuk oospora meskipun agak jarang.(Semangun,1991)

Menurut kami, busuknya daun bukan hanya disebabkan oleh jamur Phytophthora Infestans saja melainkan bagaimana cara petani kentang tersebut merawat tanaman kentangnya agar tidak terjangkit hawar daun. Jamur Phytophthora Infestans hanya menghinggapi tanaman yang sedang sakit atau zat anti bodinya berkurang karena keadaan tersebut sangat mudah dalam jamur Phytophthora Infestans berkembang. Zat anti bodi tumbuhan berkurang karena kurangnya penyemprotan pestisida guna menghindarkan tanaman dari hama.Jadi peran petani kentang juga sangat berguna bagi pengendalian jamur Phytophthora Infestans.



Pemanfaatan Jamur Trichoderma Sp. Terhadap Penyakit Hawar    Daun   Pada Tanaman Kentang yang disebabkan oleh Jamur Phytophthora Infestans.
Pada analisis sintetis telah dibahas tentang penyabab terjadinya cendawan ganas Phytophthora Infestans.Oleh sebab itu, diperlukan adanya pengendalian yang efektif. Pengendalian dengan cara resistensi adalah usaha untuk mengatasi serangan patogen. Menurut Agrios tahun 1996, tumbuhan dapat bertahan dari serangan patogen apabila terdapat kombinasi yang dapat menahan serangan dari jamur Phytophthora Infestans, yaitu:
  1. sifat – sifat stuktural yang berfungsi sebagai penghalang fisik dan menghambat patogen menyebar ke dalam tubuh tanaman
  2. adanya reaksi biokimia yang dapat menghasilkan zat beracun bagi patogen.

Pada tumbuhan perlu diterapkan adanya ketahanan sejati, karena ketahanan sejati,inang, dan patogen banyak tidak cocok antara satu dengan yang lain. Hal itu disebabkan adanya pengenalan kimiawi yang kurang sempurna.

 Menurut kami pengendalian jamur Phytphthora Infestans tidak hanya bergantung pada agen hayati seperti jamur Trichoderma sp. karena jamur tersebut juga pasti memiliki kekurangan yang mungkin berdampak terhadap sesuatu hal,  walaupun bukan organisme atau lingkungan. Oleh sebab itu, para petani kentang sebelum menanam tanaman kentang  hendaknya melakukan langkah awal  yang terhindar dari serangan hama.                                                             
 Ada beberapa cara mengatasi jamur Phytophthora Infestans :
  1. Pemilihan bibit
Pemilihat bibit harus diambil dari tanaman yang sehat. Karena tanaman yang sehat akan mempengaruhi baik buruknya.
  1. Sanitasi lapangan
Area juga menentukan sehat atau tidaknya tanaman. Perlu adanya lokasi tanaman yang terhindar jauh dari penularan jamurPhytophthora Infestans. oleh sebab itu perlu adanya pembajakan, dan pemberaan untuk mematikan siklus hidup jamur PhytophthoraInfestans.
  1. Pengaturan jarak tanaman
Jarak tanaman yang semakin rapat akan menyebabkan penularan jamur Phytophthora Infestans semakin mudah. Jarak tanaman yang rapat juga akan menyebabkan menaiknya suhu dan kelembabban, keadan ini akan mempermudah  jamur Phytophthora Infestansberkembang lebih cepat.
  1. Mencabut dan membakar tanaman yang sakit
Tanaman yang sakit sangat berbahya bagi tanaman yang lain karena dapat menular dengan mudah dengan spora yang dibawa oleh angin.
  1. Penyemprotan dengan fungisida
Cara penyemprotan fungisida dapt menekan serangan penyakit. Penggunaan fungisida dilakukan dengan beberapa jenis sebab, pemakaian fungisida hanya satu jenis akan menimbulkan sifat resisten pada cendawan. Penyemprotan fungisida dilakukan sebanyak 15 kali per-musim tanam atau 4 – 5 hari sekali agar mencegah tumbuhnya jamur dengan mudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar